Ekspedisi Sejarah Jejak Kubilaikhan Di Kalimantan Barat
Ekspedisi Sejarah Jejak Kubilaikhan di Kalimantan Barat (part 1)
Ekspedisi Sejarah Jejak Kubilaikhan di Kalimantan Barat (part 2)
Ekspedisi Sejarah Jejak Kubilaikhan di Kalimantan Barat (part 1)
Ekspedisi Sejarah Jejak Kubilaikhan di Kalimantan Barat (part 2)
Pelestarian tinggalan arkeologi meliputi objek yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan yang belum ditetapkan sebagai cagar budaya.Tujuannya adalah untuk mempertahankan keberadaan objek tinggalan arkeologi sehingga dapat diwarisakan, dinikmati, dan dipelajari nilai-nilainya. Penelitian pelestarian ini dilakukan di Tanjungredep, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dipilihnya lokasi tersebut dikarenakan dua alasan, yaitu pertama, banyaknya tinggalan arkeologi yang ada ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan yang kedua, ternyata keberadaan masyarakat dan interaksinya dengan tinggalan arkeologi yang ada disekitanya tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap ketidakrusakkan tinggalan arkeologi. Sehingga hal ini menarik untuk diungkap.
Penelitian ini dilaksankan pada tanggal 21 April 2019 sampai dengan tanggal 6 Mei 2019. Ketua tim peneliti adalah Bapak Wasita, MA, dengan tujuh anggota tim yaitu, 4 orang arkeologi, 1 orang antropologi, 1 orang arsitektur, dam 1 orang teknisi dari Borobudur.
Kegiatan Penelitian
Survei
Pengumpulan data dengan survei dimaksudkan untuk mengetahui kondisi nyata objek penelitian, dilakukan dengan pengamatan pendeskripsian dan pendokumentasian.
Makam Sultan Amiril Mukminin di Kampung Gurimbang
Makam Kerabat Raja Gunung Tabur
Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk menggali pengetahuan masyarakat tentang tinggalan arkeologi dan persepsinya berkaitan dengan dampak kelestarian tinggalan tersebut yang ada di sekitar tempat hidupnya. Wawancara dilakukan dengan teknik snow ball terhadap para informan, yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar objek arkeologi dan pengelola atau pemilik tinggalan arkeologi.
FGD dengan Dinas terkait dan masyarakat di Kabupaten Berau
FGD ini dimaksudkan untuk menggali informasi yang terlewatkan.
Gebyar Hardiknas 2019 dilaksanakan oleh 4 UPT Kemendikbud yang ada di Kalsel (Balai Arkeologi, LPMP, BP-PAUD Dikmas, dan Balai Bahasa). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 April s.d. 4 Mei 2019. Rangkaian kegiatan pembukaan, telewicara, pameran, lomba-lomba, dan jalan santai. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Kalsel berupa telewicara, pameran, dan tur kota tua Banjarbaru.
Telewicara
Tema telewicara adalah Budaya Bahari Masyarakat Nusantara dengan narasumber Bapak Bambang Budi Utomo dari Pusat Arkeologi Nasional.
Pameran
Kunjungan Inspektorat Jenderal ke stand pameran Balai Arkeologi Kalsel
Tur Kota Tua Banjarbaru
Tujuan tur ini adalah untuk memberikan informasi dan pembelajaran kepada siswa-siswi SMA tentang sejarah Kota Banjarbaru dan tinggalannya.
Rapat Perencanaan Program Balai Arkeologi Kalimantan Selatan merupakan kegiatan yang dilakukan rutin setiap tahun. Tahun 2019, rapat ini dilaksanakan dari tanggal 28 Februari s.d. 2 Maret 2019 bertempat di Hotel Roditha Banjarbaru, dan diikuti oleh pegawai Balar Kalsel beserta undangan. Tamu yang diundang adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Banjar, Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Banjarbaru, Dosen Universitas Lambung Mangkurat (DR. Tanto Susilo), dan Kepala Museum Banjarbaru. Tujuannya untuk merencanakan program yang akan dilakukan selama tahun 2019. Kegiatan ini meliputi: rencana teknis program penelitian, rencanaoperasional perkantoran, rencana kegiatan pokja, dan strategi teknis program pengembangan. Narasumber pada kegiatan ini adalah Bapak I Made Geria, M.Si. (Kepala Pusat Penelitian Nasional).
Hari ke- 1 (Kamis, 28 Februari 2019)
Pembukaan (menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Sambutan Kabalar, dan Doa)
Presentasi Rencana Teknis Program Penelitian
Diskusi
Tanggapan Kepala Pusat Arkeologi Nasional (Bapak Drs. I Made Geria, M.Si.)
Hari ke- 2 (Jumat, 1 Maret 2019)
Presentasi dan Diskusi Rencana Perkantoran
Penandatanganan Pakta Integritas oleh Peneliti dengan Kepala Balai Arkeologi Kalsel dan Administrasi dengan Kepala Subbagian Balai Arkeologi Kalsel
Presentasi dan Diskusi Rencana Pokja
Hari Ke- 3 (Sabtu, 2 Maret 2019)
Presentasi dan Diskusi Strategi Teknis Program Pengembangan
Penutupan
Foto Bersama
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam data arkeologi yang ada di kawasan sebelah utara Sungai Keriau, pembagian ruang kuta di sebelah utara Sungai Keriau dan kronologi bangunan rumah tersebut. Penelitian dilaksanakan pada selama 20 hari, yaitu dari tanggal 20 Agustus – 8 September 2018. Penelitian ini di ketuai oleh Sunarningsih dengan anggota tim Nugroho Nur Susanto, Hartatik, Ida Bagus Putu Prajna Yogi, Yuka Nurtanti Cahyaningtyas, Wijanarka, Misradin, Gauri Vidya Daneswara Kiwok Dihit Rampai, dan Abdurrasyid.
Lokasi Penelitian
Secara administratif, Kuta Bataguh termasuk wilayah Desa Pulau Kupang, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi situs berada di antara dua handil, yaitu Handil Alai, dan Handil Kota.
Tahap Penelitian
Survei
Survei bertujuan untuk mencari pola pembagian ruang yang ada di sebelah utara Sungai Kariau. Cara kerja tim survei adalah menandai setiap temuan tiang kayu dan bekas lubang tiang dengan menancapkan bendera di tempat tersebut. Selanjutnya, keberadaan tiang dan lubang bekas tiang tersebut dipetakan, sehingga bisa diketahui perkiraan jumlah rumah di areal tersebut
Ekskavasi
Tim ekskavasi melakukan pembukaan test pit di beberapa tempat untuk mengetahui seberapa banyak sisa aktivitas yang masih dapat ditemukan dan jenis artefak yag ditinggalkan oleh penghuni kuta pada masa itu.
Temuan
Temuan survei
Hasil survei sebagian merupakan koleksi masyarakat, yang menemukannya di sekitar situs, artefak di bawah ini merupakan koleksi H. Anan.
Temuan di kotak gali
Hasil Analisis
Garis merah adalah batas situs Bataguh dan garis biru adalah aliran Sungai Kariau yang membelah kuta. Keberadaan kuta Bataguh yang terlihat dari satelit tersebut menunjukkan bahwa hunian yang dilengkapi dengan pagar keliling (benteng) dari tiang kayu ulin tersebut dibuat terencana dengan berbagai pertimbangan. Kemungkinan diluar pagar benteng dikelilingi oleh parit yang mempunyai lebar antara 5 – 7 meter. Bentuk pagar yang berada di atas aliran sungai yang membelah kuta tersebut tentunya juga dibuat berbeda dengan pagar yang berada di atas tanah. Sungai yang mengalir di dalam kuta mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup penghuninya.
Latar belakang penelitian permukiman periode Hindu-Buddha di DAS Pawan karena adanya temuan data arkeologi dari periode abad ke 14-15 di hilir dan hulu DAS Pawan, adanya penyebutan daerah tributari majapahit, dalam naskah negarakretagama dan wringin pitu, dan cerita rakyat mengenai pengaruh majapahit pada masa lalu di DAS Pawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikasi permukiman arkeologi periode Hindu-Budha di DAS Pawan Bagian Hulu dan pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di DAS Pawan Bagian Hulu pada masa lalu. Tim penelitian ini diketuai oleh Ida Bagus Putu Prajna Yogi dengan anggota tim Imam Hindarto, Eko Herwanto, Widyanayati, Roctri Agung Bawono, dan IB Suananda Yogi.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Luasan wilayah penelitian yaitu berada di Daerah Aliran Sungai Pawan yang meliputi aliran Sungai Pawan sendiri dan anak-anak sungainya.
Tahap Penelitian
Survei Radar di Beberapa Lokasi di Benua Kayong
Hasil survei georadar
Ekskavasi
Balai arkeologi melaksanakan rekrutmen PPNPN selama dua hari, pada tanggal 27–28 Desember 2018. Tes tertulis dan tes wawancara dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2018 dan pada tanggal 28 Desember 2018 masih berlangsung tes wawancara. Tes ini diikuti oleh 10 orang peserta.
Peserta tes tertulis
Tes wawancara
Penandangan Surat Perjanjian Kerja
Dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2019 yang disaksikan oleh seluruh pegawai Balai Arkeologi Kalsel
Foto Bersama